
Ketika sorot berpijar, sinar itu bergegas meneguk rakus hangat tak bersyarat yang hanya dilatari rindu seraya menyeringai menang. Tanpa ampun mencumbui sendu dalam rebah binar kepuasan hingga peluh menghentikan. Mengantar kesungguhan untuk serta-merta mengikat tubuh dalam dekap tak terelakan, terkunci sebelas menit. Mengisi pundi-pundi dahaga untuk cadangan beberapa musim diam.
Hanya jika gulita hilang gempita, terasa hangat menyapu dingin. Hanya dibalik perisai besi berselimut malam, sorot rindu menggebu mohon lepaskan penat. Saat sepi meraja, hasrat tanpa ampun ajukan pelepasan tanpa penolakan. Namun bumi tak begitu kosong, hasrat menjadi tabu rahasia dalam kotak asa dan sinar pun hanya jadi remang antara gelap dan terang, samar.
(Rabu pagi, cerita kisah tadi malam)
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
"Tanpa ampun mencumbui sendu dalam rebah binar kepuasan hingga peluh menghentikan."
BalasHapusterdengar seksi. ;)
ternyata, pikiran bisa seksi melalui katakata. tak perlu buka2an...tertutup namun transparan. mari menelanjangi pikiran...hihi.
Iya, begitulah membiarkan pikiran yg baca berfantasi liar. Eeerrrrrrrrrrr... :))
BalasHapus