5 Jan 2011

Dalam Saat

Dalam saat, kala dunia tidak ada mereka melainkan kebisuan malam tanpa riuh rendah penghuninya, sebuah sinar terang terpancar dari sorot mata tulus kasih. Tanpa ragu, tetap malu-malu mengantar hasrat yang tersimpan jauh di dasar kotak asa. Hasrat istimewa hanya untuk perjumpaan-perjumpaan kilat mengantar keteduhan pada terik kepasrahan.

Ketika sorot berpijar, sinar itu bergegas meneguk rakus hangat tak bersyarat yang hanya dilatari rindu seraya menyeringai menang. Tanpa ampun mencumbui sendu dalam rebah binar kepuasan hingga peluh menghentikan. Mengantar kesungguhan untuk serta-merta mengikat tubuh dalam dekap tak terelakan, terkunci sebelas menit. Mengisi pundi-pundi dahaga untuk cadangan beberapa musim diam.

Hanya jika gulita hilang gempita, terasa hangat menyapu dingin. Hanya dibalik perisai besi berselimut malam, sorot rindu menggebu mohon lepaskan penat. Saat sepi meraja, hasrat tanpa ampun ajukan pelepasan tanpa penolakan. Namun bumi tak begitu kosong, hasrat menjadi tabu rahasia dalam kotak asa dan sinar pun hanya jadi remang antara gelap dan terang, samar.



(Rabu pagi, cerita kisah tadi malam)




Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

2 komentar:

  1. "Tanpa ampun mencumbui sendu dalam rebah binar kepuasan hingga peluh menghentikan."

    terdengar seksi. ;)

    ternyata, pikiran bisa seksi melalui katakata. tak perlu buka2an...tertutup namun transparan. mari menelanjangi pikiran...hihi.

    BalasHapus
  2. Iya, begitulah membiarkan pikiran yg baca berfantasi liar. Eeerrrrrrrrrrr... :))

    BalasHapus