3 Jan 2011

Lubang Kunci



Ruang hati harus tetap terjaga. Ditutup rapat-rapat. Hindari pencurian segala modus. Tapi nyatanya kubiarkan selubangan celah terbuka. Kubiarkan sebelah mata menerawangi tubuh di dalamnya. Sebuah celah yang menggoda. Membuat penasaran mereka yang melintas. Sebuah celah, seukuran mata kunci, lubang kunci.

Lubang kunci tetap setia dengan prinsip kerja alat intip. Sejati membiarkan sebola mata merapatkan diri, mengamati yang ada di dalamnya. Tanpa tau sosok utuh dibaliknya. Tubuh di dalamnya bahkan tak sadar ada delik yang mengamati geliatnya. Melucuti helai demi helai selubungnya. Menjadikannya bulat-bulat dalam kepolosan.

Derit bilik mengejutkan tubuh, menyadarkan dalam ketelanjangan yang telah terlanjur direguk hampir nihil. Berharap belum terlambat, disumbat celah dengan sigap, walau nyatanya terlambat. Terlanjur bugil. Keburu dilucuti. Selayaknya lubang kunci, ada keterbatas arah pandang. Masih ada sudut lancip luput dari penyisiran sebola mata.

Lubang kunci itu telah sumbat. Ditutup segala celah intip alat intainya. Temukan kunci yang pas, singkirkan penyumbatnya, masukan kunci ke celah selubangan itu, lalu putar searah jarum jam perlahan, dan dorong lembut papannya. Cara yang tersisa untuk menyibak sepenuhnya tabir isi ruang jiwa sebentuk hati ini.



(Minggu malam. Semua akan baik-baik saja jika kita baik-baik saja. Hari ini baik.)




Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

3 komentar:

  1. eiyaa..gw inget dulu pacar lo pernah bilang gini, "kamu itu namanya maksain kunci sama lobangnya untuk masuk ke rumah yg ga sama" kirakira begitu deh. lupa kalimat tepatnya. menyoal gw 5 thn pacaran tapi banyak ga klop nya. mudah2an kunci kalian pas memasuki rumah yg sama yah...amiin.

    BalasHapus
  2. Wow! Dia bisa juga bilang gtu ya?
    Hahahaa.
    Kirain ga bsa ngomong *ngajak ribut
    (maap becanda, hey kamu!)
    Hehehehe gak mau maksain fik...
    Lihat nanti, berapa lama ya waktu yg diperlukan buat sadar salah/ benar kunci dan rumahnya?
    Relatif ya? Atau waktu tak ikut peran? :D

    BalasHapus
  3. sampe tenaga kita habis utk keep holding on.. dan yg paling pasti, 'ketentuanNya' lah yg beperan. Waktu hanya mediatornya. =)

    BalasHapus