1 Jan 2011

Diam-diam

Kamu mungkin tidak tau dan tak akan pernah tau atau memang tidak mau tau trauma yang kusimpan tentang semarak perayaan tahun baru. Gugup, takut, cemas bercampur.

Kebersamaanku denganmu yang aku harap menjadi perisai. Sempurna. Rencana telah disusun. Tapi rencana hanyalah rencana, kau belum ingin membagi bahagiamu denganku. Kau masih ragu menarikku lebih dalam. Timbang menarikku, kau pilih sisihkan aku sejenak. Toh aku tak akan kemana. Nanti, bisa kau pungut lagi. Atau mungkin ini hanya otak busukku yang berkisah. Tapi usaha menjernihkan si busuk ini pun tak ku saksikan hingga detik ini.

Malam tadi, sunyi telah meremukkan semua perisai trauma itu. Menyerangku yang tanpa perisai. Mencengkram, mengeluarkan jiwaku hingga setengah kosong. Meninggalkan kecewa. Sunyi? Ya... Sunyi dibalik gempita bukankah lebih tragis?!




(Sabtu siang yang masih melelapkan sebagian orang yang lelah tadi malam)


*Jika kau tau, ini hanya pikiranku yang kecewa. Maaf... Aku hanya butuh ruang meluapkannya. Entah benar atau salah. Dan seperti biasa, ini pengobatanku. Aku akan tampil baik-baik saja di hadapanmu. Seperti yang kau harapkan.



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

2 komentar:

  1. iiih...iiih...gaboleeehh...gaboollleeehh sedih aah...hehe. cheer up!

    BalasHapus
  2. Iya..... mau ga sedih. hehe
    Tpi udah ga sedih lagi. :)
    terimakasih!!!!!
    lu juga... cheer up!!!

    BalasHapus