30 Nov 2010

Di balik jas hujan orange



Hey kamu si buncit kurus
Hari ini hujan
Hati-hati di jalan
Hujan bikin kamu basah
Nanti kamu ciut, kuyu, kisut
Bisa-bisa aku ogah loh
Segera kenakan pelindung
Jas hujan orange itu
Senjata andalan terjang hujan
Aaah...
Aku ingat sebuah perjalanan pulang
Malam hari melirik ke angka sebelas
Pinggir tol Kebon Jeruk
Terperangkap di bawah rintik hujan
Aku menyusup masuk
Bersamamu berlindung dibaliknya
Berbagi rasa curi kesempatan
Kamu ingat?
Manis tau!
Aaaaw!
Du duru du duw...




(Senin Bada Magrib, nostalgia)

29 Nov 2010

Ini masih nikmat





Hey... Masih ingatkah?

Sejuta mulut manis kau tebarkan dalam rayuan. Berjuta rindu kau kirimkan tanpa alasan. Buai aku dengan hangatmu dalam setiap hembus napasmu. Sungguhkan aku warna dunia yang belum pernah ku lihat, berpijar-pijar aku dibuatnya. Kau puja-puja bagai kebanggaan. Jika punya show room, di situ aku. Angan-angan kau tawarkan tanpa syarat. Melayang-layang, tinggi-tinggi aku dibuatnya. Termakan alur cerita yang janjikan. Mabuk.

Tunggu, aku lupa. Itu dahulu. Kini. Hempaskan, jatuhkan! Angkat sedikit, hempas lagi. Aku lelah. Mengertikah? Aaah... Ternyata kau sama. Ya sudahlah... Nikmati selagi nikmat. Syukuri yang nikmat-nikmat.

Hak intrupsiku sudah dicabut. Sampai ke akar, tidak bersisa. Beruntungnya, aku tangguh. Terlalu tangguh. Tidak ada batas dayaku. Setiap kau inginkan lebih. Upaya kulancarkan untuk tingkatkan daya. Agar pasokan sabarku memenuhi kebutuhanmu. Agar aku kembali mendapat serpihan itu, sisa manisnya, ampas. Alhamdulillah...





(Senin Malam, gamang dalam remang-remang)

Belum bisa tidur, sayang...

Insomnia, bagi saya adalah sindrom akal-akalan biar keadaan terjaga di malam hari ini terlihat lebih intelek. Juga sebagai upaya sanggahan lagu Bang Oma pada lirik "begadang jangan begadang kalau tiada artinya". Padahal kondisi ini cuma susah tidur atau memang memilih untuk tidak terpejam karena satu dan lain hal. Biasanya karena ketidaktenangan, ada yang ditunggu, ada yang belum selesai, ada yang kurang, ada yang ganjal, ada yang ganjil. Gangguan (jiwa).
"Tapi cinta tidak dan tidak akan pernah membawa kebahagiaan. Sebaliknya, dia adalah kegelisahan yang kekal, medan peperangan; dia adalah malam-malam yang tak terlelap, terus mempertanyakan diri kita apakah sudah melakukan hal yang tepat. Cinta sejati terbentuk dari gairah dan derita." (Coelho, 2006:152)


Insomnia adalah manifestasi cinta sejati? Apalaaaah!!! Derita tentu. Sekarang butuh obat tidur, memaksa istirahat pikiran tak bertuan agar berhenti mencari alasan-alasan dibalik alasan. Tapi jangan sampai adiksi. Lelah. Ingin tidur. Tapi...

Seperti cinta

Apalah cinta!!!

Ya, mungkin hanya seperti





(Senin Muda - semesta belum juga bersahabat)

28 Nov 2010

Pelangi ini pelangi-pelangiku sendiri.



Pelangiku sendiri
Untuk mewarnai duniaku
Turut senang jika biasnya ceriakan sekitar
Pelangiku harus ku buat sendiri
Hanya aku satu-satunya
Yang membuat hujan
Menghasilkan tetes kepiluan
Lalu hadirkan cerahnya mentari
Untuk ubah partikel perih menjadi prisma
Prisma pelebur
Putih pun menjadi mejikuhibiniu
Sayangnya, warnaku terlalu pekat
Tak sanggup kau gantikan
Maka hanya aku, harus aku
Dan tak pula kuminta kau

(Masih Minggu Malam, sang semesta belum juga bersahabat)

Si Sulit

Sulit
Su lit
S u l i t
Sulit!!!
Sumpah
SULIIIIIIT!!!!
Itu aja
Sulit
Seperti selulit
...
Memang bukan takdir?


(Minggu Malam, saat semesta tak bersahabat)

27 Nov 2010

Kecolongan




Agnes Monica yang dulu pernah iklan laya nan Blackberry dari 3, justru membintangi iklan CSL Blueberry_ Blackberry abal-abal. Oiya, katanya mau go international, mbok ya kalo pilih jadi bintang iklan disaring dulu lah. Image Blueberry naik, image doi turun. Oiya, pake hina-hina Sherina pula. Hello!!! Telkomsel sama 3 aja jelas menang mana. Image boo... image! Mana yang lebih high? Orang gunung yang gak dapet sinyal GSM juga tau kayanya. Kembali... 3 kecolongan Agnes yang gak setia pake Blackberry, desse pake Blueberry soalnye. Mungkin ya... Menurut gw aja.

Nah.... waktu liat nih iklan, gw asli nganga abis. Kacau nih persaingan dunia provider seluler. Gokil! Bisa dijadiin film bersekuel-sekuel atau bahkan sinetron sekalian. Sule sekarang iklan Kartu As, padahal baru aja dia iklan XL. Inget kan ya iklannya? Yang ceritanya Sule di sebuah show diwawancarai Baim? Terus... tagline-nya sekarang "Kapok diboongin sama anak kecil". Nah lo! Sule kapok diboongin Baim di XL. Means that... Baim boong, XL boong. Ups! XL kecolongan euy... Mungkin ada clash ya dibalik kasus itu. Yang pasti, kayanya Telkomsel berani bayar lebih buat culik Sule. Mungkin ya... Menurut gw aja.

Ngomong-ngomong culik-menculik. Masih inget film yang gagal produksi bertajuk "Menculik Miyabi"? Eh... eh... eh... kan itu pada ribet ye ngelarang Miyabi ke sindang. Macam dia najis aja gitu. Padahal mereka juga demen padahal, cuma munafik. Iiiieeewwwh... Saaah elaaah... mereka kecolongan booo... Miyabi udah nyampe mari. Syuting boo... Miyabi. FPI kecolongan. Miyabi main film "Hantu Tanah Kusir". Seperti biasa, porn star ituh di Indonesia dimanfaatin buat horror movie. Ya... porno ama horror sama-sama bikin spooky kali ye? Sama-sama nagih. Ups! Mungkin ya... Menurut gw aja.

Satu lagi yang berhubungan dengar pe-porno-an. Luna Maya yang sempet di depak sama acara musik Dahsyat dan mungkin di-black list sama beberapa stasiun televisi di Indonesia nyanyi di Inbox, beberapa hari setelah heboh persidangan kasus video syuuuur uhuy-uhuy vokalis penuh pesona berdaya tarik besar sebesar gravitasi bumi, Ariel Peterpan (hmmmm... kayanya sekarang Peterpan pun udah tidak lagi mengijinkan media menyebut begitu) atau Ariel (saja). Kembali ke Inbox vs Dahsyat, dua program yang bersaing face to face. Waktu itu Irvan Gunawan bilang gini "Kalo bingung pagi-pagi mau kemana, kesini aja Lun" nyepet kalo Luna sekarang udah nggak nge-host di Dahsyat pagi-pagi buta lagi. Luna pun bertanya "Oh... udah boleh ya sekarang gw?" saat host memintanya menyerukan "Inbooooox!!!". Nah, gossip Ariel santer lagi, Luna Maya adalah rating maker bagi stasiun televisi yang berani menangkis timpukan FPI (eh nih bocah muncul lagi) karena menyajikan si eksotis itu.  The point is... Dahsyat kecolongan rating oleh Inbox yang mempersilahkan Luna Maya menyanyikan single anyarnya di panggungnya. Mungkin ya... Menurut gw aja.




(Minggu pagi, so mengkritik kerja media padahal asal jeplak seenak jidat)

26 Nov 2010

Heh... Denger, yaaaa!!!

Pertama-tama mohon maaf atas judul yang ngajak ribut, sungguh itu hanya upaya saya agar terkesan sensasional. Ups! 
Aslinya mah kagak berani gw ngemeng begono. hahaha

Hari ini ingin saya ungkapkan dua hal_yang gak penting-penting amat cuma pengen aja mengeluarkannya dari benak dalam bentuk sebuah uneg-uneg dunia percurhatan:

Tak sedikit pun ingin saya kurang-kurangi hak itu. Sebagian yang saya miliki saya sodorkan. Saya, membaginya. Sekali lagi (saya ingat note Si Nona Manis) saya juga bukan akuntan. Saya tidak akan merasa rugi memberi kasih. Karena (puji syukur nikmat ilahi) saya diberkahi kasih berlimpah. Mungkin untuk dibagi denganmu. Sedikit pun saya tidak rugi. Hanya saja, boleh saya minta untuk ber-"Wal ya talattof"? Lagi pula seenggaknya saya gak malu-maluin buat ditenteng di mall (It's so random ye?). Masalahnya, itu bergesekan dengan hati. Rawan. Jika tidak lemah lembut, ba ha ya. It's hurt, u know!!! Auch!

Mengutarakan kejujuran kadang kala justru bunuh diri, harakanan-harakiri. Kebiasaan saya adalah mengungkapkan apa yang sesungguhnya terjadi, sesungguhnya saya rasakan, sesungguhnya saya inginkan. "Taaaauuuu gua, lu tuh emang begitu. Bakat. Hahaha. Makanya mereka (kebanyakan orang) pilih untuk sedikit bohong" komentar Teteh tentang kebiasaan saya sering membawa petaka. Baiklah, pelajaran. Better I shut my mouth off (or stop typing truths). Ariba abajo al centro al dentro! Adios!

"Salam damai, berpikir positif, dan senyum simetris!!!"


(Malam anyep, keujanan gak enak badan tapi pengen tetep eksis. Gimana dong? :p)

King of Anything - Sara Bareilles


Keep drinking coffee, stare me down across the table
While I look outside
So many things I’d say if only I were able
But I just keep quiet and count the cars that pass by


You’ve got opinions, man
We’re all entitled to ‘em, but I never asked
So let me thank you for your time, and try not to waste anymore of mine
And get out of here fast


I hate to break it to you babe, but I’m not drowning
There’s no one here to save


Who cares if you disagree?
You are not me
Who made you king of anything?
So you dare tell me who to be?
Who died and made you king of anything?


You sound so innocent, all full of good intent
Swear you know best
But you expect me to jump up on board with you
And ride off into your delusional sunset


I’m not the one who’s lost with no direction
But you’ll never see
You’re so busy making maps with my name on them in all caps
You got the talking down, just not the listening


And who cares if you disagree?
You are not me
Who made you king of anything?
So you dare tell me who to be?
Who died and made you king of anything?


All my life I’ve tried to make everybody happy
While I just hurt and hide
Waiting for someone to tell me it’s my turn to decide


Who cares if you disagree?
You are not me
Who made you king of anything?
So you dare tell me who to be?
Who died and made you king of anything?


Who cares if you disagree?
You are not me
Who made you king of anything?
So you dare tell me who to be?
Who died and made you king of anything?


Let me hold your crown, babe.




(Tepat untuk saat ini)

Sesak Siang

Sama seperti dengan-Nya, aku kamu tidak berani hitung menghitung. Aku beri sekian, tak berarti aku harus menerima sejumlah itu atau bahkan berlipat ganda. Hatiku harus belajar besar. Besar. Tanpa pamrih. Walau sulit, seolah sebelah. Sebelah tangan. Aku bukan kebanggaan. Sembunyikan aku di satu ruang. Hanya untukmu. Jangan ada yang tahu.


Ini sakit
Ada yang mencengkeram leherku
Sakitnya mulai dari tenggorokan
Turun perlahan menekan dada
Menahan tetesan yang jatuh dari sudut dalam bola mata
Sesak


Aku perlu tarik napas dalam-dalam. Dalam sekali hingga penuh rongga jiwa ini. Hembuskan seiring menghempas sesak. Aku pulih. Begitu cepat. Muram durja tak berhak kulakukan.


"We all get the slip sometimes everyday"


Sabtu, berbaikhatilah...





(Siang Dingin mengadu di www.restliner.blogspot.com)

Adu Hitung

Aku bukan mesin hitung, Kau yang Maha Menghitung, Sang Al-Hisabu. Kalau aku jadi mesin hitung pasti meleset semua angka hasil penjumlahan yang banyak dikurangi itu. Hanya Kau yang tahu besaran pasti setiap gerak yang kulakukan. Hanya Kau yang tahu berapa angka yang pas untuk kuterima. Hanya Kau yang berhak memberi cap layak/ tidak untuk masuk mesin hitung-Mu. Wajar jika aku tak berani adu hitung dengan-Mu.

Tak patut aku mengira-ngira sebesar apa angka yang kuhasilkan sekarang. Bagiku, ini bukan lahan test CPNS dimana sekuat tenaga melawan pesaing untuk bisa lolos jenjang nilai tertentu supaya bisa sedikit mengecap taman firdausmu. Bukan berarti aku menantang untuk dicelup dalam api abadimu. Tidak. Hanya sering ingat alunan sebuah lagu "jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau sujud kepada-Nya?". Dengan segala kerendahan hati, kukatakan aku bukan mesin hitung.



Hanya saja, semua gerakku dengan seijin-Mu, bukan karena angka yang kuharap-harap. Dengan seijin-Mu. Semua gerak yang kulakukan adalah pilihanku yang membuat tenang jiwaku. Apa yang nanti Kau berikan untukku, aku terima karena Kau Sang Maha Penghitung nan Maha Akurat. Kuterima saja hasil hitung-Mu pada harinya. Jika ternyata angkanya besar, kusambut suka-cita. Kelak. Jika kecil, apa boleh buat. Sesal pun tak berarti.

Tak ingin kuhitung-hitung, dan gerakku bukan karena angka. Biar saja, anggap saja sombong, karena aku tak akan menghitung setiap partikel yang membuatku tetap bernapas hingga pagi ini untuk tetap mengucap syukur. Pagi ini aku coba menghitung, bukan gerakku melainkan yang Kau suguhkan bagiku. Jumlahnya terlalu agung, digitku tak sanggup menampung angkanya, nikmat-Mu padaku sampai pagi ini. Tak beranilah ku hitung-hitung gerakku yang tak seberapa ini.



(Jumat pagi bersahaja, bau hujan tadi malam)

949 dari 1000

Kabar baik kemarin ( ini sudah lewat tengah malam, si 25 November 2010 pun telah jadi kemarin):




"949 of 1000.. Hahahahaa..."

"AAAAKKKKUUUU LUUULLLUUUUUUSSSS... HAHAHAHAA..."




949 dari 1000, jika tidak kau sertakan teriakan 'lulus' (dengan kapital besar-besar disertai napsu meluap) tak kumengerti makna dibalik barisan angka itu. Walau tawa diakhirnya. Karena tawa kadang juga mengalirkan semilir getir. Untunglah kali ini tidak! Kau menang lagi. Selamat, jagoan... Tiga lagi menantimu, jika ada umur ada jodoh (selain bolehlah aku menumpang mandi) aku juga akan jampi-jampi kau lagi dengan segenap jiwa. Lihat! Siapa lagi yang berani pandang sebelam mata?!!! Go Jagoan!!! Belikan aku es krim, yaaa!

25 Nov 2010

Romance is Dead


"A rose is blue and violets red
Say it isn't true
Don't tell me romance is dead"
(Paloma Faith)

Dibagi Hadiah Siang Bolong

(Siang terik mendadak seolah senja syahdu setelah seorang gadis manis nan brilian memberiku sebongkah asupan hati dalam percakapan siang kami, hadiah begitu sebutannya)


-----------------------------------------------
Kalau Seno Gumira Ajidarma punya Sukab dan senja di pantainya,

kepadamu aku kirimkan..

Segaris horizontal berwarna jingga menyala. Bagian atasnya meramu warna oranye dengan biru gelap yang menjelmakan magrib secara samar dari bawah. Sempurna dengan Matahari yang bulat tepat di titik tengah. Cahayanya teredam sore sehingga ramah tak menyakiti mata.
-----------------------------------------------



("baca ini " suruhnya padaku untuk membaca bagian seru rekomendasinya)


-----------------------------------------------
Lalu kuikutsertakan awan abu-abu yang paling kamu suka. Beberapa kumpulannya menggelembung tinggi dan besar, beberapa tersebar merata di bawah mana aku berada. Kupikir akan menyenangkan bermain lompat di atasnya. Seperti permen kapas yang menggoda untuk ditelan, atau dijadikan bahan permainan.

Yang terakhir aku berikan pelengkap manis berupa setitik cahaya putih kekuningan yang muncul masih malu-malu. Kurasa orang-orang biasa menyebutnya Kejora, atau Venus, tempat dari mana katanya perempuan sebenarnya berasal, tempat yang sering kau bilang planet pelarianmu, sambil berkelakar.

Dan cahaya jingga di depan mataku mendadak punah. Entah karena memang sudah waktunya, atau karena tertutup awan yang mendadak hitam, meninggalkan abu-abu. Sekarang kita tahu, warnanya tak selalu begitu. Aku kembali bersandar manis di kursi yang sudah kududuki hampir genap 2 jam ini sambil berharap, senja tadi hilang karena telah tercuri dengan sempurna, lalu bisa mendarat tenang di atas meja panjang lobi kantormu. Tempat kita pertama minum kopi dan menyambut malam. Menikmati pemandangan arakan lampu jalan yang menyerupai barisan tuyul-tuyul kecil.

Selamat senja, sayang. Waktunya pulang.


[ Di atas pesawat, seharusnya sudah Medan, 11 Oktober 2010, 06.20 PM. ]
-------------------------------------------------


("Aaaah, sayang terlalu manis, giung rasanya" komentarku yang diikuti emoticon cengengesan darinya_emoticon kedua yang paling sering dikeluarkan setelah emoticon ketawa guling-guling atau ROTFL. Terima kasih Sarah Si Gadis Brilian!!! Senja syahdu dibawa dalam siang terikku. Kuning menjadi merah jambu. Mari berdendang 'syalalalala' itu!!! *peluk")

24 Nov 2010

Go jagoan!

Dulu sulit ku cerna reformasimu. Terkadang terlalu drastis. Reformasi bukan Revolusi. Manismu berubah getir. Hangatmu ditelan dingin. Sulit dicerna. Kerisauan memelukku erat-erat. Diliputi kebingungan. Satu momentum. Satu penjelasan, cukup bagiku. Jelas semua di mataku. Aku hanya perlu adaptasi. Semua kompromi menjadi sakhik. Aku tak minta kau bawa kemana. Belajar dari salah, sekarang karena kemarin.

Aku perhatikan dirimu. Mengarah pada tauladan. Preman insyaf. Itu sebab tak kugubris mereka yang serukan cari petarung pengganti, atau cadangan. Jagoan tangguh yang kini bersamaku_superman!. Calon pemimpin bijak menurutku, imam. Walau setiap kata sakral berawalan huruf 'k' itu bergumam dari mulutmu membuat punggungku merinding. Bergidik. Sekarang bimbang menantangku, belum siap. Walau tak berarti sebuah ajakan_tak sedikit yang pernah kau ajak, jdi tak boleh kuanggap serius. Satu hal, semoga aku baik bagimu. Sudahlah, sekarang adalah sekarang.

Kadang tak sanggup kusaksikan lagamu di medan perang. Kukatakan padamu, kau terlalu memaksakan diri. Iba, haru, tak tega. Miris, sekuat apapun kau ayunkan pedang, kemenangan tak memihak atau sekadar rela berbelas kasihan. Aku hanya bisa menyerukan teriakan dukungan seraya melantunkan doa, mengucap mantra. Menjadi supporter setiamu. Tak rela jika kau dipandang sebelah mata. Turut sakit saat kau kecewa, kalah . Berjuanglah, karena sekarang untuk esok.





"Kamu...
Dengan PD 100%
Selamat berjuang
Doaku mengiringi
Go Jagoan!!!!"
*sunjidat








(Malam gulita, mati lampu hujan rintik di Bandung)



tabu

Tiga kata.
Seolah tabu.
Seperti pantang.
Tak lagi terucap.
Tak lagi kudengar.
Kau pun.
Tak akan dengar lagi.
Aku berucap itu.
Kata-kata yang kelu di lidah.
Kata-kata yang tak tersuara.
Kata-kata yang dirindukan telinga.
Kata-kata dambaan hati.
Tiga kata ajaib bin mujarab.
Obat penenang kala risau.
Obat tidur bagi insomnia.
Kata rindu.
Kata sayang.
Kata cinta.
Karena gengsiku nomor satu


(bertahan menahan)

23 Nov 2010

Coming Soon - Musikal Laskar Pelangi

More detail

Kesadaran Waktuku

Denganmu... Aku seperti dikhianati waktu. Persepsi tentang durasi jadi berbeda. Satuan waktu dikompres. Durasi menjadi pendek-pendek. Singkat, cepat, lenyap. Ingin lebih lama. Menangkap wujudmu. Menyimpan suaramu. Mencumbui aromamu. Menggenggam hangatmu. Bukan sekadar menggunakan imajiku. Enam jam serasa sepuluh menit. Ingin kuhentikan waktu walau tak berguna. Baiknya kutahan dirimu. Masa bersama terasa lekas, menjadi singkat. Dan aku tak terpuaskan. Tak pernah cukup, masih haus. Masih rindu. Tak ingin lekas berlalu.


Tanpamu... Waktu kembali mengkhianatiku. Durasi menjadi panjang-panjang. Lima abad sepuluh tahun tujuh menit adalah hasil konversi satu minggu tanpa jumpa. Tanpa jumpa adalah hari-hari panjang. Masa kosong tanpa interaksi. Sekadar basa-basi. Bertukar kabar. Sungguh basa-basi karena tak benar-benar penasaran akan kabarmu. Masa kosong ini membutuhkan eksistensimu. Bukan sisa kenangan hari kemarin. Mengenang dan menduga kapan kiranya bersua. Aku bosan bertukar kabar, ingin cerita. Sudah rindu. Ingin lekas berlalu.



Apa sebenarnya waktu?
Benar saja...
Denganmu terasa cepat
Tanpamu terasa lambat
Sama-sama berisi hari-hari, jam-jam, menit-menit, detik-detik
Terasa beda
Apakah atau siapakah waktu?

22 Nov 2010

Men's Rule of Three

Three facts about men moods (mostly):


1. Hungry


2. Horny


3. Sleepy

Membencimu


Serupa cuaca, aku mencintaimu, selalu terikat waktu.
Serupa udara, aku menyayangimu, selalu terikat ruang.
Serupa hujan, aku membencimu, sewaktu-waktu.

(Fahd Djibran)





Selayaknya, kadang aku membenci sebagian darimu

(Lanjutan) Kuanggap ini puisimu

Akhirnya diakhir bagian itu aku temukan sedikit penjabaran si penulis. Ini bab cinta:

Demi kata-kata yang lincah mengalir dari bibirmu, aku telah menemukan makna cinta dalam diriku. Cinta bagi hidupku, adalah semua senyummu, semua gerakmu, semua gesturmu. Cinta itu, bagi hidupku, adalah sebuah pernyataan untuk memastikan bahwa, telah kujadikan jiwaku mengikatmu/ dengan simpul mati itu.// Pegang, peganglah/ kemudian rasakan jantungku yang berdebur atasmu.// Dari setiap ritmik/ dari setiap titik.
Sebab, aku mencintaimu, menghabiskan usiaku.

21 Nov 2010

Kuanggap ini puisimu :)

Siang ini, aku punya bacaan baru. Di bagian pertamanya ada yang mengejutkan. Kaget. Ingat. Aku pernah diberi puisi ini sekitar hampir dua tahun lalu. Puisi yang hanya kamu copy-paste dari rekanmu, tetap terasa manis. Tetap meninggalkan kesan. Walau aku tak mengerti apa maksudnya. Tetap saja senang. Kaget karena puisi setelah sekian lama, puisi itu sampai sendiri dihadapanku. Membiarkan aku membacanya, membiarkan aku kembali jatuh cinta. Begini bunyinya:


"telah kujadikan jiwaku mengikatmu
dengan simpul mati itu,
pegang, peganglah
kemudian, rasakan jantungku
yang berdebur atasmu
dari setiap ritmik
dari setiap titik"

(Fahd Djibran)



-Minggu Siang di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta-





20 Nov 2010

Satir Setir

Pernah dengar tentang perilaku seseorang yang dapat tercermin melalui caranya mengemudi? Rasanya saya pernah dapat informasi kalau... Cara mengemudi seseorang bisa mencerminkan kepribadian seseorang.

Orang yang biasanya ugal-ugalan di jalan raya saat mengemudi, padahal sehari-harinya cenderung menunjukkan sikap positif (ceria, bahagia, sabar, tidak pemarah), katanya sih merupakan orang yang memendam emosi. Dipaksa untuk menahan emosinya, menguburnya dalam-dalam.

Well... 2 orang yang biasa menyupiri saya _adik dan si doi_ hobi sembrono di jalan raya. Gemar memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, nyelap-nyalip, menantang pengemudi lain, arogan, dan sebagainya dan sebagainya. Mental dibawa kebut-kebutan saya sudah terasah, walau kadang menutup mata menahan napas. Menjadi trauma tersendiri dalah pelajaran 'Nyonya Puff' saya.
Siang tadi saya bukan bersama adik saya. Kalau yang berada dibelakang kemudi adalah adik saya, sudah saya toyor-toyor kepalanya sambil bersungut-sungut "Punya berapa nyawa lo?". Lalu biasanya dia hanya manyun. Karena kali ini bukan adik saya, maka saya hanya tertawa-tawa kala emosinya mulai meledak-ledak menghadapi kesemrawutan lalu-lintas kota pinggiran hingga ke ibu kota.

Tentu saja seluruh cercaan meluncur dari mulutnya ditujukan kepada pengguna jalan lain yang dianggapnya lambat, tidak becus, atau menghalangi jalannya. Motor, awur-awuran bikin tambah darah sampai ke ubun-ubun semakin cepat. Oooh... Tak lupa polisi lalu-lintas juga kena damprat. Semua dapat. Hingga... Word of the day-nya adalah 'katro'. Semua dibilang katro.

Saat dia menunjuk-nunjuk polisi lalu-lintas yang dianggapnya tidak becus mengatur hiruk-pikuk kendaraan yang sulit diatur sambil menunjuk-nunjuk si polisi dan berkata "Tuh jaga di sebelah sana". "Sepertinya pribadi kebanyakan orang kita itu pribadi 'harus diatur' bukan 'mengatur' diri sendiri" balas saya. Dia diam, lebih baik begitu daripada adu argumen tentang moral mengalir hingga menambah panas siang itu.

Setengah perjalanan lebih masih kesal tampaknya dia. Memang kami terburu-buru. Ada yang dikejar. Tapi sejujurnya saya lebih suka mengemudi dengan bijak. Sudah dibilang kalau keburu bagus, kalau tidak keburu ya sudah, lain kali. Tak digubrisnya omongan saya. Masih berkerut jidatnya. Sementara saya hanya tertawa-tawa sambil bersenandung.

Setelah dia lelah memberi cap 'katro' pada setiap pelanggar tata-tertibnya, diliriknya saya yang sedang mengetik catatan sambil cekikikan melihat orang marah-marah sendiri di siang bolong. Dituduhnya saya "Dih, sms ade aku ya bilang aku ngebut-ngebut?". Bukan membela tapi mengaku jujur "Ye, aku lagi nulis analisis sikap orang saat mengemudi dengan gangguan emosionalnya". Merasa sedang diteliti, akhirnya diambilnya sebuah keputusan penting "Ya udah ga usah ngebut-ngebut ya? Tapi nanti ga keburu". "Kan udah dibilang dari tadi, kalo ga keburu gak apa-apa" sanggah saya.

Kecepatan dikurangi. Tapi... Polisi lalu lintas masih kena damprat. "Menurut kamu, kalo aku salah karena aku ga tau, terus ditilang, wajar ga aku ditilang" dia mulai membuka topik debat kusir. "Mereka penegak hukum kan ya? Hukum itu udh ada jika begini maka begitu kan ya? Fungsi hakikinya loh... Nah, kalo salah, ada aturannya, harus ditilang ya ditilang. Terlepas kamu tau atau ngga" memancing lawan debat kusir. "Jadi siapa yang salah? Kalo aku ga tau soalnya ga keliatan?" dia membela. Ingin rasanya jawab gini: yang salah itu tukang nasi goreng, nasi udah mateng digoreng lagi. Hah! "Hmmmm mungkin yang pasang petunjuk jalan itu kurang survey, kurang paham keadaan di sini nyatanya gimana, gak tau dia kalau petunjuknya gak terlihat" mencoba beropini. Dia diam, sepertinya setuju. Saya tambahkan agar lebih dramatis "Gak semua busuklah...". Dia diam, mukanya berpikir, alis mengerut, bibir dikatupkan.

Saya terkikik kembali. Sadar ditertawakan, diapun tertawa. "Nah... Gitu dong, selow" komentar saya. Sampai di tempat tujuan tepat waktu. Mepet sih. Pemandu sudah menyerukan "Ayo, ayo udah naik, udah mau diputar, terakhir... Terakhir... Terakhir...". "Pak, toiletnya dimana ya?" dia bertanya. Ternyata yang membuatnya tergesa-gesa adalah kerinduannya pada si toilet.

Ditambah lagi kondisi perutnya yang sudah sedikit merajuk minta diisi. Saya tanya "Kamu udah makan?". "Belum. Demi elu nih!" jawabnya bersungut-sungut. Cekikikanlah saya.

Pelajaran selanjutnya: kebelet pipis, panas, dan lapar bikin ugal-ugalan. 


Gemar memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, emosi terpendam. Memacu kendaraan dengan kecepatan minimum, sakit. Bernyanyi-nyanti lalu kaget saat ban truk sebelahnya meletus, dwirani. Menganggap mobilnya pesolek, alia. Tidak bisa ganti ban, kometi. Mengemudi dengan memotong garis tengah jalan dan penuh keraguan, avanza dan xenia. Menyalip dan jalur bahu jalan, mobil balap. Jalur paling kiri, bus dan truk. Ngerem mendadak, gangguan pernapasan. Memainkan gas, supir taksi mengakali argo. Melaju pelan di gerbang tol sambil tertempel kertas bertuliskan 'timur', taksi gelap. Sering berhenti dan kadang be o bo de o do ha, angkot. Ugal-ugalan dan kenek kecebur masuk ke dalam selokan, 92 yang saya tumpangi suatu siang.



-Sabtu Siang di TIM-

(Perjalanan selanjutnya hanya sedikit diwarnai intrik dan arogansi, besok lusa siapa tahu???!!!)