12 Jan 2011

Untuk Kamu


Jika Mark Zuckerberg tidak menciptakan Facebook, bagaimana kita bertemu?

Jika profile pictureku saat itu tanpa lesung pipi, apa yang menarikmu?

Jika sore di bulan puasa saat itu tidak aku balas message pertama darimu, bagaimana seterusnya?

Jika dua tahun lalu di suatu sore tidak aku gerakan jariku untuk mengklik icon confirm, apalagi yang akan kau lakukan?

Jika... Jika... Jika... Ya, jika.

Tapi beginilah sekarang. Agak sedikit sungkan mengakui bahwa ini semua akibat jejaring sosial yang biasa dipakai pria hidung belang untuk menjerat gadis belia polos (atau bodoh) bernama Facebook. Norak? Ya sudah, memang kenapa? Mungkin ini memang caranya. Peduli setan dibilang apa.

Bagaimana mencuri hatiku? Ingat-ingat lagi! Mudahkan?! Sangat mudah! Mudah, lagi-lagi ini jalan yang memang sudah dipilihkan untuk ditempuh. Hanya dengan membuatku tertawa, menghibur sedihku, kekonyolan yang manis, sedikit pujian, membuatku merasa ada, ditambah kegigihan yang tidak surut, apalagi ya? Kamu yang lebih tau... Lalu, sekejap dengan lugu kuberikan hatiku padamu.

Dari awal aku sampaikan, ini kali pertama. Jadi, aku memintamu untuk membimbingku. Sejauh ini banyak yang sudah aku pelajari. Walau masih juga aku menjadi murid terbodohmu, mungkin. Murid ini terlalu kritis untuk menerima begitu saja semuanya. Harus tau alasan dibalik setiap hal. Kadang memang mengganggu. Tapi terima kasih untuk segala kesabarannya. Masih banyak yang aku buta, kelas masih panjang. Kelas penyesuaian.

Hal sederhana yang berhasil aku temukan jawabannya selama ini adalah alasan seseorang bisa kesal hanya karena tiga hari tidak dihubungi. Oke, dulu aku sering menyepelekan. "Kenapa sih Si Anu bete banget, cuma tiga hari gak ditelepon sama Si Itu aja uring-uringan?". Duuuwaaar!!! "Tau kan lo sekarang gimana rasanya!!!". Yah, semacam itu lah salah satunya.

Sepatutnya di sini aku juga sampaikan maaf yang sangat sangat kepada kamu. Untuk apa? Karena beberapa hari belakangan ini aku terkesan terobsesi dengan hari ini. Minta segala ketemuan yang justru membebani kamu yang sedang banyak urusan. Aku sudah paham, tidak ada esensi berarti dibalik hari ini. Toh tahun sebelumnya juga tidak ada yang kita lakukan. Bahkan ingat pun tidak.

Itu hanya karena lagi kumat manjanya aja. Ingin rasain gimana kaya yang dirasain orang-orang. Enggak banget kan? Ya, aku tau. Otak aku lagi bodoh aja mungkin. Lagi rela dikonstruksi oleh media dan lingkungan. Jadi, sekali lagi maaf ya atas ketidaknyamanan beberapa hari belakangan ini.

Sudah, begitu saja. Kalau semakin panjang nanti tulisanku semakin tajam, semakin menyebalkan. Oiya, karena mengambil hatiku tidaklah sulit, sangat mudah dan berbiaya rendah, lakukanlah sering-sering. Bisa ada bonusnya, loh! Hahaha. Aku bersyukur atas kejadian dua tahun silam dan segala yang terjadi selama dua tahun ini.

Singkatnya, terima kasih, maaf, dan mohon kerja samanya!!!!


Ps: Terima kasih hari ini sudah disempetin mampir. Aksaykambang, mu... =)


(Rabu malam. Jika ada umur ada jodoh ada waktu dan kesempatan, sampai jumpa akhir bulan. Rindu)



2 komentar:

  1. hmm,,it shows that you value your relationship more than EGO. that's good! coz when it comes to a relationship, don't fall in love with his/her skin, don't fall in love with the places you have been, or whatever. Just don't fall in love with anything but the words that flutter from your extraordinary mind. Love doesn't need to be perfect dear...it just needs to be TRUE. Happy anniversary to both of you! =)

    BalasHapus