21 Des 2010

Tentang Aku Suka

Biasanya aku mencari ragu, menemukan pembenaran. Mencari ragu yang lain, temukan pembenaran lainnya. Tidak ada habisnya. Lalu kudengar ada yang berkata; kau cari sempurna?



Sekali lagi kuintipi setiap celah dalam diri. Apa menariknya dengan celah? Apa kamu tidak terusik? Kenapa kau terima? Kenapa tidak minta ditambal? Kamu bilang; Lihat sayang, aku pun bercelah.

Celah kita bukan lubang pada balon yang membuatnya lenyap dalam sekali letus. Hanya lubang pada kain tipis bercorak yang jika tertiup angin akan tersamarkan, bukan disembunyikan. Lubang yg membiarkan bernapas. Celah kita membuat kita tetap bernapas, tidak menyainginya- Dia adalah Dia dan hanya Dia yang tanpa celah.

Saat ini aku akan membuat penghiburan sendiri menjelang kenaikan kelas kita. Semacam kilas balik. Kita tidak akan merayakannya. Aku yakin tidak akan. Seperti sebelumnya. Tidak pernah ada perayaan atas itu. Kita tidak butuh (mungkin). Maka, biarkan aku merayakannya untuk diriku atas dirimu.

Melihat setiap corak indah dirimu, mengabaikan celahmu. Seperti yang kau lakukan padaku. Membuatku lebih berterima kasih atas segalanya. Biarkan aku mengingat kembali setiap untaian alasan euthopis yang membuatku disini dan bertahan duduk manis. Dalam satu bulan, aku hanya akan berkata "Aku Suka".


(Selasa pagi, masih menggali aku suka)

2 komentar:

  1. aku pun suka tulisan dsini...hehe


    kenaikan kelas = nikah??

    *menggoda

    BalasHapus
  2. Aaaah kamu bisa aja!
    Aku pun suka yang di sana, di machiato. Hehe.
    Tapi baris kedua bikin gubrak.
    Terimakasiih (︶ε︶メ)

    BalasHapus