29 Nov 2010

Ini masih nikmat





Hey... Masih ingatkah?

Sejuta mulut manis kau tebarkan dalam rayuan. Berjuta rindu kau kirimkan tanpa alasan. Buai aku dengan hangatmu dalam setiap hembus napasmu. Sungguhkan aku warna dunia yang belum pernah ku lihat, berpijar-pijar aku dibuatnya. Kau puja-puja bagai kebanggaan. Jika punya show room, di situ aku. Angan-angan kau tawarkan tanpa syarat. Melayang-layang, tinggi-tinggi aku dibuatnya. Termakan alur cerita yang janjikan. Mabuk.

Tunggu, aku lupa. Itu dahulu. Kini. Hempaskan, jatuhkan! Angkat sedikit, hempas lagi. Aku lelah. Mengertikah? Aaah... Ternyata kau sama. Ya sudahlah... Nikmati selagi nikmat. Syukuri yang nikmat-nikmat.

Hak intrupsiku sudah dicabut. Sampai ke akar, tidak bersisa. Beruntungnya, aku tangguh. Terlalu tangguh. Tidak ada batas dayaku. Setiap kau inginkan lebih. Upaya kulancarkan untuk tingkatkan daya. Agar pasokan sabarku memenuhi kebutuhanmu. Agar aku kembali mendapat serpihan itu, sisa manisnya, ampas. Alhamdulillah...





(Senin Malam, gamang dalam remang-remang)

2 komentar: