Kami punya kode khusus. Dua kali buzz sebelum mulai berbincang-bincang melalui yahoo messenger, artinya 86. Aman. Perbincangan bisa dilanjutkan.
Bukan saya yang memulainya. Dia. Saya turuti pula. Bodohnya. Ini namanya ikut main petak umpet. Walau saya kadang bingung, mengapa harus sembunyi. Bahasan yang diangkat pun kadang tak lebih dari curahan-curahan hati saya yang tak terbendung yang kadang perlu disampaikan kepada pihak lain agar sesak di dada sedikit melega.
Apa itu bahaya? Apa itu mengancam stabilitas suatu negara persemakmuran yang tampaknya diperintah oleh seorang ratu. Alasannya, sang ratu tidak suka saya hadir di sana. Sang ratu sering menggunakan upaya spionase-nya untuk mengendus-endus apa yang kami bahas.
Saya kadang hanya butuh berkeluh kesah padanya. Dia pun tahu tiap kali saya sedang tidak baik, selalu ditanyanya. "Kamu kenapa, de?" selayaknya seorang kakak yang mengetahui ada yang tidak beres dengan adiknya. Ada yang membuat hati adiknya bermuram durja atau dibakar amarah.
Padahal posisinya jelas. Saya dan dia adalah telah menyatakan sebuah hubungan persaudaraan yang terjalin karena putus asa, dan menyerah pada kenyataan pada saat itu, bahwa membina hubungan persaudaraan adalah bentuk ikatan paling sakhik dalam kebersamaan kamu agar tidak merasa saling kehilangan. Sungguh pasti sepasti empat kali empat sama dengan enam belas, bahwa pertemanan saja cukup. Lagi-lagi saya hanya mengikuti saja politik ucing-ucingannya tanpa ada perlawanan. Polos.
Nyatanya, saya sepenuhnya setuju dengan kecurigaan sang ratu bahwa sebenarnya tidak ada hubungan kakak beradik yang murni dari seorang pria dan wanita yang awalnya pernah berhubungan dekat.
Saya telah diberi pelajaran tentang pentingnya keterbukaan. Sepertinya lebih baik tidak saya ikuti lagi tata cara buzz dua kali sebelum bercakap-cakap. Lagi pula untuk apa saya disembunyikan? Tidak ada upaya kudeta, penggulingan sang ratu di sini. Atau sebaiknya saya melapor pada sang ratu -- minta ijin sebelum melakukan diplomasi dengannya? Jika tidak terlalu perlu sebaiknya saya hindari percakapan panjang berbuntut nostalgia dengannya. Semua sudah selesai sebelum dimulai.
Apa saya ceritakan saja tentang pentingnya keterbukaan? Bahwa sesuatu yang ditutup-tutupi itu tidak baik. Bahwa jangan lagi kau tipu terus si ratu. Jaga kepercayaan si ratu. Pelihara kasih yang diberikannya. Bahwa jangan coba goda-goda lagi adik sendiri. Insest!
Saya ingin berbagi sedikit kelegaan hati yang telah saya dapat dengan sang ratu. Aih. Kemarin, saat dia ulang tahun. Ucapan ulang tahun saya sampaikan melalui ranah publik yang bisa dilihat siapa saja, tak terkecuali sang ratu. Pun saya tahu, tak mau ambil risiko. Tak akan dihiraukannya saya alih-alih tak ingin kecurigaan sang ratu bertambah. Sebaiknya saya bina kembali saja hubungan baik dengan sang ratu. Setelah menyapa dan saling bertukar kabar, saya minta ijin kepada sang ratu, agar kiranya berkenan menyampaikan ucapan selamat saya yang seadanya pada dia. Saya sampaikan pula pada sang ratu bahwa doa saya menyertai kebersamaan mereka. Sang ratu memberkati saya.
hihi..
BalasHapusgreat!
Hwahahaha
BalasHapus