Fenomena duo lip sing keong racun menginsipirasi saya. Eits… tapi bukan ikut-ikutan upload video lip sing lagu catchy (red_dangsir: dangdut pesisir) lainnya. Keong racun mengingatkan saya bahwa saya pernah diberi cangkang kerang oleh paman saya. Dia memperolehnya dari Pangandaran. Udah lama banget sih, jaman saya SD. Jadilah saya mengobrak-abrik gudang mencari se-topless kerang laut yang niatnnya akan dikreasikan menjadi sesuatu. Saaah… saaah… saaah…
Ketertarikan yang besar terhadap aksesoris membawa saya menkreasikan itu ke dalam bentuk kalung. Oiya, ini alasan aja biar keren padahal emang bahan-bahan pendukung lainnya yang ada itu doang. Hehe. Setelah menemukan se-topless kerang yang dicari, tantangan pertama muncul. Kerang-kerang itu warnanya tidak secerah saat pertama kali saya lihat. Warnanya sudah kusam. Saya ingat, itu karena sempat dijadikan hiasan akuarium air tawar oleh mama.
Jadi yang pertama kali saya lakukan adalah mencari cara agar warna kerang kembali menarik. Dicuci lalu disikat, sudah. Tapi tak banyak berubah. Saya coba pakai autosol, pasta untuk mengilapkan logam, khususnya sering digunakan untuk body mobil. Hasilnya, kurang memuaskan. Ingat iklan salah satu produk pasta gigi yang bereksperimen dengan cangkang telur yang di rendam di dalam cuka hingga rapuh, saya pun mencobanya. Dengan anggapan bahwa unsur yang membentuk gigi memiliki kesamaan yang besar dengan yang dimiliki cangkang kerang-kerang ini (liat aja, sama-sama keras. Hihi). Hasilnya mengejutkan, kerang bereaksi dengan cuka. Lapisannya mengelupas, otomatis lapisan kusamnya terangkat. Tapi… cuka yang dibutuhkan tidak sedikit, satu botol cuka di dapur saya habiskan untuk merendam kerang-kerang itu. Dan itu belum cukup. Baunya pun…. Alamaaaak aseeem sangaaat! Melihat reaksi antara kerang dan cuka, dimana terdapat busa-busa aktif. Mengingatkan kembali akan reaksi antara pinggiran lantai kamar mandi dengan cairan pembersih keramik (porstex, vixal, dkk). Ahaaaa!!!! Kenapa gak dari tadi aja pake begituan. Hahahaha. Ya! Kerang pun berhasil bersih.
kerang yang sudah dibersihkan |
Tantangan kedua. Bagaimana cara melubangi kerang-kerang itu agar mudah dirangkaikan??? Seseorang mengusulkan untuk membakarnya di atas lilin dambil melubangi dengan paku. Ide ini tidak saya coba, karena tampak sia-sia. Hahahaha (maap, mu…). Saya tanya ke Papa yang seorang teknisi elektronika, kalau tidak salah ada bor dengan mata kecil untuk melubangi papan PCB (papan yang bisanya berwarna hijau, untuk rangkaian perangkat elektronik). Papa membenarkan, tapi dia tidak punya. Keesokan harinya, dibelikanlah saya bor kecil itu. Hohoho. Terima kasih Papa… dan proses pengerjaan pun dimulai. Oiya, menggunakan bor ini juga harus sabar. Progressnya dalam menghasilkan lubang lumayan lambat. Jangan juga dipaksakan karena mata bornya tidak sekuat bor kebanyakan. Sejauh ini saya sudah mematahkan semua mata bornya, termasuk cadangannya. Hehehe.
kiri ke kanan: bor PCB ; pemantik ; gunting |
benang nylon |
manik-manik |
Kalau kerangnya sudah berlubang tinggal diikat dan dipadukan dengan manik-manik sesuai selera. Oiya, benang yang saya gunakan adalah benang nylon. Dan lagi-lagi karena peluang pasarnya cukup baik, perminatnya tidak sedikit, dagang lagi…. Hehe. Ini beberapa hasil yang tidak rela saya jual karena kerangnya terlalu memikat hati saya.
mnta d ajarin dong kaka
BalasHapuskasih step by stepnya dnk mbak.
BalasHapusArtikelnya sangat membantu. Tengs ya
BalasHapusBerapa harga bornya tuh? ?
BalasHapus