Denganmu... Aku seperti dikhianati waktu. Persepsi tentang durasi jadi berbeda. Satuan waktu dikompres. Durasi menjadi pendek-pendek. Singkat, cepat, lenyap. Ingin lebih lama. Menangkap wujudmu. Menyimpan suaramu. Mencumbui aromamu. Menggenggam hangatmu. Bukan sekadar menggunakan imajiku. Enam jam serasa sepuluh menit. Ingin kuhentikan waktu walau tak berguna. Baiknya kutahan dirimu. Masa bersama terasa lekas, menjadi singkat. Dan aku tak terpuaskan. Tak pernah cukup, masih haus. Masih rindu. Tak ingin lekas berlalu.
Tanpamu... Waktu kembali mengkhianatiku. Durasi menjadi panjang-panjang. Lima abad sepuluh tahun tujuh menit adalah hasil konversi satu minggu tanpa jumpa. Tanpa jumpa adalah hari-hari panjang. Masa kosong tanpa interaksi. Sekadar basa-basi. Bertukar kabar. Sungguh basa-basi karena tak benar-benar penasaran akan kabarmu. Masa kosong ini membutuhkan eksistensimu. Bukan sisa kenangan hari kemarin. Mengenang dan menduga kapan kiranya bersua. Aku bosan bertukar kabar, ingin cerita. Sudah rindu. Ingin lekas berlalu.
Apa sebenarnya waktu?
Benar saja...
Denganmu terasa cepat
Tanpamu terasa lambat
Sama-sama berisi hari-hari, jam-jam, menit-menit, detik-detik
Terasa beda
Apakah atau siapakah waktu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar